CNAME records adalah rambu digital yang mengalihkan satu domain atau subdomain ke domain atau subdomain lainnya dengan lancar. Dalam pengelolaan situs web, ada banyak hal yang bergerak untuk menjaga situs tetap berjalan lancar. DNS records memainkan peran penting, bahkan sebelum pengguna melihat satu gambar atau baris teks. DNS memungkinkan pengguna mengakses situs menggunakan nama domain yang mudah diingat, bukan alamat IP yang dapat dirutekan mesin.
Namun tidak semua data DNS ditujukan untuk menyelesaikan nama menjadi alamat IP. Hari ini kita akan melihat jenis data lain yaitu CNAME (canonical name). CNAME unik di dunia DNS, namun hal itu tidak membuatnya lebih sulit untuk digunakan dibandingkan jenis data lainnya. Mari kita gali apa itu, cara kerja teknisnya, dan cara membuatnya.
Apa itu Data CNAME?
CNAME adalah singkatan dari canonical name, tetapi kalian dapat menganggapnya sebagai alamat penerusan internet. Tujuannya adalah untuk meneruskan dari satu domain atau subdomain ke domain lain agar aliran pengguna tidak terganggu.
Bayangkan kalian memiliki domain nama domain.com. Kalian membuat CNAME untuk staff.domain.com dengan nilai www.domain.com. Siapa pun yang mengakses subdomain itu akan diarahkan ke beranda.
Di latar belakang, komputer meminta server DNS untuk menyelesaikan staff.domain.com. Server DNS menjawab, “Itu adalah data CNAME dan nilainya adalah www.domain.com, jadi pergilah ke sana”. Hal ini memicu pencarian DNS kedua untuk www.domain.com yang mengembalikan alamat IP karena merupakan data A. Semua pencarian dan pengalihan ini transparan bagi pengguna akhir seperti resolusi DNS lainnya.
Kalian juga dapat menyiapkan CNAME untuk masuk ke domain yang benar-benar berbeda, seperti microsoft.domain.com yang diselesaikan ke microsoft.com. Meskipun contoh tersebut tampaknya tidak terlalu berguna, ada kasus penggunaan serupa pada penyedia cloud hosting.
Katakanlah sedang menjalankan aplikasi di Azure menggunakan App Services. Aplikasi mungkin menjalankan situs web atau layanan API. Setelah membuat aplikasi, Azure secara otomatis memberinya nama domain default, sesuatu yang sangat panjang seperti my-cool-website-01.azurewebservices.net. Kalian sebagai admin harus menggunakan data CNAME untuk menetapkan domain sendiri ke domain default aplikasi.
Ini berfungsi dengan baik untuk Azure karena IP aplikasi dapat berubah dalam infrastrukturnya. Daripada meminta mengubah data A, mereka hanya mengubah IP domain default. Setiap perubahan IP menjadi transparan bagi kalian dan yang lebih penting juga bagi pengguna.
Apa Perbedaan Antara A Records, CNAME Records, dan DNS Records?
Kami telah membahas beberapa jenis catatan yang berbeda di sini, jadi mungkin ada baiknya mengambil langkah mundur bagi siapa pun yang kurang memahami DNS dan berbagai jenis records. CNAME memainkan satu peran dalam daftar jenis rekaman yang lebih luas, namun kami akan fokus pada hal-hal penting di sini.
A records mirip dengan data CNAME karena data tersebut menentukan nama host untuk mengarahkan pengguna ke situs. Sementara CNAME menyelesaikan domain ke domain lain, A records menyelesaikan domain ke alamat IP.
Biasanya ini adalah IP statis yang diberikan kepada kita oleh ISP atau penyedia cloud hosting. Jika pernah bekerja dengan IP elastis AWS, pasti sudah terbiasa menggunakan A records untuk mendapatkan lalu lintas ke instans EC2 atau sumber daya lainnya.
Salah satu cara untuk menentukan kapan menggunakan data CNAME atau A adalah dengan menggunakan apa yang diperintahkan oleh layanan pihak ketiga apa yang harus digunakan. Layanan seperti jaringan pengiriman konten (CDN), proksi keamanan, penyeimbang beban, atau layanan cloud hosting umumnya menyediakan CNAME untuk menggunakan domain dengan layanan tersebut. Hal ini karena infrastruktur mereka bersifat dinamis dan menggunakan CNAME memungkinkan mereka mengarahkan lalu lintas ke IP sesuai kebutuhan untuk menyediakan layanan tersebut.
Cara Mengatur CNAME Records
Saatnya kita menjadi master CNAME, saatnya membuat beberapa. Prosesnya akan bervariasi tergantung di mana DNS dihosting, tetapi inilah kerangka umumnya.
1. Pilih Subdomain
Langkah pertama adalah menentukan subdomain apa yang akan dibuat. Ini adalah sesuatu yang akan digunakan dan dilihat oleh pengguna, jadi buatlah deskriptif namun sederhana dan mudah diingat.
2. Akses Panel Manajemen DNS
Setiap host DNS akan memiliki halaman tempat dapat mengakses zona DNS yang merupakan daftar setiap data DNS untuk domain. Di halaman ini kalian dapat melihat semua data, mengubah atau menghapus data yang ada, atau membuat yang baru.
3. Buat Records Baru
Jika cara melakukannya belum faham, lihat dokumentasi host, namun umumnya akan ada tombol “Create Record” atau “New Record”. Kemudian isi informasinya seperti subdomain, nilai (tempat CNAME akan menunjuk), dan TTL (waktu aktif, yaitu berapa lama klien akan menyimpan data dalam cache), dan simpan perubahan.
4. Tunggu
Perubahan DNS memerlukan waktu beberapa menit untuk menyebar ke seluruh internet, sehingga data baru tidak akan terlihat sedikit pun.
5. Verifikasi Propagasi
Gunakan alat seperti DNS Checker untuk memverifikasi bahwa records telah disebarkan ke server DNS lain di seluruh dunia dan bahwa records tersebut benar. Perlu memperbaiki kesalahan ketik? Cukup ulangi proses ini, tetapi ingat bahwa TTL akan memengaruhi seberapa cepat perubahan akan dilakukan.
Kesimpulan tentang CNAME Records
Data CNAME memastikan perjalanan yang lancar bagi pengguna, dengan mudah memindahkan mereka dari satu domain ke domain lainnya. Mudah-mudahan kita telah membereskan beberapa misteri jenis records yang ada dan memberikan pandangan yang jelas tentang kesesuaiannya dengan lanskap DNS yang lebih luas.