Memotret gambar dengan mode makro pada kamera ponsel cukup mudah, dan kalian akan mendapatkan foto yang cukup bagus untuk diposting di media sosial atau dikirim ke teman dan keluarga. Tapi memotret dengan kamera DSLR atau mirrorless adalah hal yang sangat berbeda.
Banyaknya pengaturan dan fitur yang berbeda dapat membuat pusing. Meskipun pengaturan seperti kecepatan rana relatif mudah dijelaskan secara teori, ada pengaturan lain yang tidak begitu jelas namun tidak kalah pentingnya. Salah satu fitur tersebut adalah ISO, dan ISO dalam fotografi yang tepat untuk bidikan dapat meningkatkan atau menghancurkan sebuah foto.
Menurut Adobe, ISO adalah salah satu dari tiga pengaturan utama untuk memastikan hasil foto sesuai keinginan. Dua lainnya adalah kecepatan rana dan bukaan lensa. Berbagai jenis film memiliki kepekaannya sendiri terhadap cahaya dan International Organization for Standardization mengukur sensitivitas setiap jenis film dan memberinya nomor yang sesuai.
Saat ini pada kamera digital, pengaturan ISO dalam fotografi mengacu pada sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Angka ISO yang lebih rendah berarti sensitivitasnya terhadap cahaya berkurang, angka yang lebih tinggi berarti lebih sensitif. Kamera DSLR dasar seperti Nikon D5600 memiliki rentang ISO 100 hingga 25.600. Menyesuaikan pengaturan ISO kamera bervariasi antar perangkat tetapi sebagian besar kamera DSLR memiliki tombol ISO khusus atau menu cepat yang dapat disesuaikan secara manual.
Cahaya adalah kuncinya
Setelah mempelajari cara menyesuaikan ISO pada kamera, ada satu aturan umum yang perlu diingat yaitu ISO lebih rendah lebih baik. Pertahankan ISO serendah mungkin untuk menjaga kualitas gambar tetap jernih. Meningkatkan ISO sebelum mengambil gambar dapat membuat gambar menjadi lebih cerah namun juga dapat menimbulkan bintik-bintik karena sensor berupaya semaksimal mungkin untuk mencerahkan gambar.
ISO yang terlalu tinggi juga bisa membuat foto terlihat pudar. Tapi juga jangan mengatur ISO terlalu rendah karena foto yang dihasilkan mungkin terlalu gelap. Jika mempunyai waktu dan keinginan untuk mengutak-atik pengaturan, bereksperimen dengan kecepatan rana, bukaan, dan pengaturan ISO yang berbeda dapat menghasilkan foto yang bagus.
Ada beberapa aturan praktis yang perlu diingat pada saat ketika tidak punya waktu untuk mencari-cari pengaturan. ISO 100 adalah level dasar pada banyak kamera dan cocok untuk pencahayaan sempurna di studio atau cahaya terik di luar. ISO 400 bagus untuk di dalam ruangan dan bila tidak memiliki pencahayaan baik di dalam ruangan, ISO 800 juga berfungsi dengan baik.
Saat pencahayaan redup atau hampir tidak ada, kalian perlu mengatur ISO lebih tinggi. Pengaturan yang lebih tinggi dari itu paling cocok untuk fotografi malam hari.
Latihan dan kesabaran
Seperti yang dijelaskan B&H, ISO sebenarnya adalah tentang pencahayaan dan menyesuaikan ISO dapat menjadi kunci untuk bisa mendapatkan gambar dalam cahaya redup. Tentu saja ISO bukanlah segalanya dan akhir dari semua pengaturan kamera, dan ketika sudah bekerja dengan kecepatan rana dan bukaan barulah benar-benar dapat mulai melihat foto yang lebih baik.
Untungnya bagi pengguna kamera di abad ke-21 memiliki keuntungan teknologi karena dapat menyesuaikan semua pengaturan ini dengan cepat, dan kebebasan untuk mengambil gambar ulang sebanyak yang diinginkan. Dibutuhkan latihan dan bahkan lebih banyak kesabaran agar kamera dapat menangkap apa yang diinginkan dengan sebaik-baiknya.
Ada beberapa aturan praktis yang perlu diingat, tetapi cara terbaik untuk mempelajarinya adalah keluar dan mulai mengambil gambar dalam tingkat cahaya berbeda agar lebih nyaman dengan pengaturan ISO. Pastikan memiliki cukup ruang penyimpanan pada kartu memori kamera saat bepergian.